9.000 Ton Sampah Disulap jadi Bahan Baku Listrik, Co-firing PLTU

9.000 Ton Sampah Disulap jadi Bahan Baku Listrik, Co-firing PLTU

Tumpukan sampah tak selamanya hanya membawa masalah. Di Cilegon misalnya, PT PLN (Persero) mengubah 30 ton sampah menjadi bahan bakar pengganti batu bara atau co-firing di PLTU Suralaya 8.

GUNUNGAN sampah menjadi pemandangan sehari-hari yang ditemui di tempat pembuangan sampah akhir (TPSA). Begitu pula yang tampak di TPSA Bagendung, Cilegon. Kini, lewat kerja sama antara PT PLN melalui subholding PT PLN Indonesia Power dan Pemerintah Kota Cilegon, persoalan sampah menemukan solusinya.

Kerja sama itu melahirkan pengoperasian pabrik Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) terbesar dan pertama di Indonesia. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, BBJP Plant akan menyerap 30 ton sampah segar setiap hari untuk diolah menjadi bahan bakar pengganti batu bara co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 8.

BBJP Plant dioperasikan langsung oleh BUMD. “Ini adalah bahan bakar berbasis pada kekuatan rakyat. Sebab, yang bekerja di sini adalah rakyat yang ada di sekitar sini dan diberdayakan. Jadi, ini menciptakan lapangan kerja,” ujarnya di TPSA Bagendung, Cilegon, Selasa (29/11).

Darmawan menyebutkan, program pemanfaatan sampah menjadi energi di Cilegon itu menjadi yang terbesar dan mampu mengurangi tumpukan sampah sebanyak 30 ton per hari atau 9.000 ton per tahun. Sementara bagi PLN, kehadiran BBJP Plant tersebut membantu perseroan mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing dan menghemat ongkos produksi karena bisa memproduksi biomassa secara mandiri.

“Kami juga telah menyiapkan pilot plant dengan 5 ton per hari di Medan dan Balikpapan, totalnya ada 5 lokasi,” kata mantan deputi 1 kepala staf kepresidenan itu.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menuturkan, pihaknya berkomitmen dalam pengembangan pengelolaan sampah menjadi energi. “Dengan metode biodrying, PLN Indonesia Power telah melakukan riset terkait pengolahan sampah menjadi bahan bakar sejak 2018. Nanti BBJP ini untuk co-firing pada PLTU, dengan kata lain sampah di TPSA Bagendung akan diolah menjadi biomassa substitusi batu bara sebagai bahan bakar di PLTU,” terangnya.

Sinergi itu bakal memberikan pengaruh yang signifikan bagi semua pihak. Sebab, hal tersebut berpotensi menurunkan emisi karbon per tahun 2.064–2.886 ton CO2 dengan mengurangi pemakaian batu bara 3.600–5.000 ton per tahun.

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi kolaborasi tersebut. Hal itu disebutnya menjadi momen transisi ke energi baru terbarukan.

“Kami sangat berterima kasih kepada PLN. Ini merupakan proyek percontohan pertama secara nasional,” katanya.



Sumber: www.jawapos.com

Related posts