AED.OR.ID – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, realisasi investasi di Indonesia sudah mencapai Rp 892,4 triliun hingga kuartal III 2022. Nilai tersebut telah mencapai 74,4 persen dari target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp 1.200 triliun.
Pernyataan ini disampaikan Bahlil dalam Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke XVII di Solo, Jawa Tengah yang juga dihadiri Presiden Jokowi.
“Alhamdulillah dari target Rp 1.200 triliun tersebut, kuartal III 2022 kita mampu tumbuh dari Januari-September sudah mencapai 74,4 persen atau Rp 892,4 triliun,” kata Bahlil dalam pidatonya yang dipantau secara daring, Senin (21/11).
Ia menjelaskan, investasi yang diperoleh hingga sembilan bulan ini paling banyak berasal dari penanaman modal asing (PMA) daripada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Meski begitu ia memastikan, bahwa investasi yang ditanam di luar Jawa tercatat lebih besar bahkan mampu menciptakan lapangan kerja kurang lebih 965.000 orang.
Menurut mantan ketua HIPMI, keberhasilan peningkatan investasi di luar jawa didorong oleh arahan Presiden Joko widodo yang meminta untuk tidak jawasentris melainkan harus membangun secara rata dari Aceh sampai Papua. “Sejak Indonesia merdeka sampai tahun 2020 investasi kita di pulau jawa itu lebih besar. Tapi, sejak 2020 kuartal III sampai 2022 kuartal III investasi kita di luar Pulau Jawa sudah lebih besar karena harus kita yakini bahwa pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi kawasan baru instrumennya adalah investasi. Dan ini bisa terjadi kalau presidennya adalah mantan pengusaha,” jelasnya.
Sementara itu, terkait PMA yang lebih besar dari PMDN, Bahlil menegaskan bahwa uang tersebut justru berasal dari investor dalam negeri. Hal itu disebabkan karena Singapura kini telah menjadi hub investasi.
“Singapura sendiri Pak Jokowi, ini sebagian uang orang Indonesia. Ada uangnya Pak Cicip di sana, ada uangnya Adaro juga Pak Erick, ada uangnya Pak Erwin juga. Cuma investasinya pakai PMA. Jadi, sebenarnya kalau uang ini kita gabung, sebenarnya PMDN kita lebih tinggi dan sebagian Singapura itu dijadikan hub,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan realisasi investasi kuartal III 2022, Kementerian Investasi mencatat Singapura menjadi negara yang berinvestasi paling tinggi. Sementara, Tiongkok, Hongkong, dan Amerika Serikat berada di bawahnya.
Melalui catatan itu, Bahlil juga menegaskan bahwa tidak benar bahwa Indonesia dari sisi investasi hanya dikuasai oleh satu negara. Bahkan ia juga tidak membenarkan adanya perlakuan khusus kepada salah satu negara asing untuk berinvestasi di Tanah Air.
“Mohon maaf, tidak benar kalau negara kita dikuasai oleh salah satu negara tertentu dari investasi. Kita berprinsip selama negara asing mengikuti aturan perundang-undangan di negara kita, akan kita layani. Tidak ada perlakuan khusus. Jadi, nggak benar kalau ada yang mengatakan bahwa ada perlakukan khusus kepada negara tertentu, semuanya kita perlakukan sama, karena negara kita menganut bebas aktif dan ekonomi juga bebas aktif,” katanya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Sumber: www.jawapos.com