AED.OR.ID – Pergerakan pasar properti hunian menunjukkan tren yang belum stabil hingga kuartal III 2022. Perlu diwaspadai kecenderungan pasar yang menurun di segmen atas. Minat membeli rumah ready stock meningkat.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menuturkan, penjualan perumahan segmen unit Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar mengalami kenaikan signifikan. Yakni, sebesar 20,9 persen quarter-to-quarter (QtQ). Begitu pula unit di bawah Rp 300 juta yang tumbuh 11,5 persen QtQ.
“Unit di segmen Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar yang naik signifikan pada kuartal sebelumnya kini menurun pada kuartal III. Tren penurunan juga terjadi di segmen lebih dari Rp 2 miliar,” kata Ali kepada Jawa Pos Senin (12/12).
Pertumbuhan penjualan rumah ready stock mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen QtQ meskipun masih kecenderungan tren penurunan. Dengan demikian, komposisi sales hunian ready stock pada kuartal III 2022 sebesar 21,91 persen. Sementara itu, rumah inden sebanyak 78,09 persen.
Meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terkerek tinggi, Ali menyebutkan, sebagian besar konsumen masih menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk pembiayaan di semua tipe rumah.
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Realestat Indonesia (DPP REI) Hari Gani menyatakan, kinerja sektor properti pada kuartal III 2022 hanya tumbuh 14 persen. Menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 18 persen. Bisnis properti masih tertahan sejak pandemi Covid-19.
“Bayang-bayang resesi membuat penjualan properti masih panas dingin,” ucapnya.
Sejalan dengan pernyataan pemerintah yang menyebut ekonomi 2023 akan gelap. Praktis, hal tersebut menjadi pertimbangan masyarakat untuk membeli rumah.
Selain itu, pemerintah tidak memperpanjang insentif PPN DTP yang berakhir pada September 2022. Sentimen menjelang tahun politik hingga hambatan perizinan.
TREN PENJUALAN HUNIAN KUARTAL III 2022
– 31,84 persen
– Rp 300 juta–Rp 500 juta: 18,83 persen
– Rp 500 juta–Rp 1 miliar: 31,21 persen
– Rp 1 miliar–Rp 2 miliar: 15,56 persen
– >Rp 2 miliar: 2,55 persen
Sumber: Indonesia Property Watch
Sumber: www.jawapos.com