Cemindo Gemilang Bukukan Pendapatan Rp 6,91 T di Kuartal III 2022

AED.OR.ID – PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) membukukan pendapatan sebesar Rp 6,91 triliun hingga September 2022, naik 17,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,88 triliun di tengah tantangan perekonomian, terutama kenaikan harga energi dan biaya logistik.

Ameesh Anand, Direktur Keuangan Cemindo Gemilang mengungkapkan strategi inovatif perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar perseroan menjadi 7 persen hingga September 2022 dari posisi 6,2 persen di periode yang sama 2021.

Read More

“Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri semen di seluruh dunia, karena biaya input utama terutama energi dan biaya logistik telah meningkat jauh lebih tinggi daripada tingkat inflasi umum,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/11).

Guna mendukung kinerja keuangan, lanjut dia, perseroan melakukan pembiayaan kembali pinjaman dalam kurs rupiah menjadi dolar AS (USD) yang selesai pada bulan Desember 2021, sehingga mampu mengefisienkan biaya bunga yang turun sekitar Rp 84 miliar yaitu sekitar 6,35 persen dari penjualan dibandingkan 8,9 persen dari penjualan untuk periode yang sama tahun lalu.

“Kami berterima kasih kepada Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dan Pemerintah Indonesia yang telah mendukung produksi semen di Indonesia secara berkelanjutan,” paparnya.

Menurut dia, di sisa 2022 atau kuartal IV tahun ini, perseroan masih menghadapi perlambatan ekonomi global dan terus mencari cara inovatif untuk meningkatkan penjualan dan profitabilitas. “Perseroan yakin dapat memenuhi target pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen untuk tahun 2022,” jelasnya.

Sementara itu, Head of Research Praus Capital, Alfred Nainggolan menilai meski membukukan pertumbuhan pendapatan yang cukup solid dalam periode sembilan bulan 2022, Cemindo Gemilang masih harus mengantisipasi tren konsumsi lokal serta berhati-hati dengan kinerja profitabilitasnya.

“Secara pertumbuhan, konsumsi semen mulai mengalami perbaikan yang ditopang kenaikan demand, sejalan (in line) dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif sejak kuartal 4-2021 hingga kuartal 3-2022). Namun kondisi ini belum pulih seperti kondisi 2019 (Pra Covid),” jelasnya.

Untuk tahun 2023, lanjut dia, konsumsi semen akan sangat berharap pada permintaan domestik namun pertumbuhannya masih sangat kecil. “Itupun dengan memasukkan berjalannya proyek pemerintah seperti proyek strategis dan IKN. Selain itu tantangan pertumbuhan industri semen masih dihadapkan pada kondisi over supply yang cukup besar,” ucapnya.

 

Editor : Mohamad Nur Asikin



Sumber: www.jawapos.com

Related posts