AED.OR.ID – Pemetaan segmentasi pasar menjadi salah satu strategi penting bagi perusahaan teknologi finansial (fintech). Menilik sektor-sektor mana saja yang masih mampu tumbuh positif tahun depan.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi memperkirakan, adopsi dan pertumbuhan fintech Indonesia masih meningkat pada 2023. Sebab, basis pengguna pembiayaan online belum sebanyak industri perbankan maupun pembiayaan lainnya. Pertumbuhannya tidak terlepas dari perkembangan ekosistem digital.
Perusahaan fintech perlu memperluas kerja sama dengan berbagai ekosistem agar menjangkau lebih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Bahkan tak tertutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan pemerintahan. Misalnya, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), dan e-katalog.
“Dengan begitu, fintech lending yang sudah masuk menjadi mitra pengadaan pemerintah pasti akan ada potensi pendanaan. Jadi, harus pintar-pintar memilih segmen,” kata Adrian di Jakarta Rabu (14/12).
Di sisi lain, perusahaan pembiayaan juga harus mengantisipasi beberapa faktor risiko. Meliputi risiko makro, bisnis, dan scarring effect pandemi yang masih terasa di sejumlah sektor.
Karena itu, perlu penguatan manajemen risiko untuk menekan tingkat wanprestasi pengembalian (TWP). “Tidak hanya dari sisi credit scoring di awal, tapi juga monitoring, repayment, dan collection,” imbuh Adrian yang juga menjabat ketua umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Investree telah membukukan catatan total fasilitas pinjaman sebesar Rp 20 triliun. Serta, nilai pinjaman tersalurkan sebanyak Rp 12,56 triliun. Pada 2023 Investree telah mengembangkan solusi bisnis bagi pelaku UMKM sebagai sebuah grup.
Sementara itu, fintech juga berkolaborasi dengan perbankan. Misalnya, Bank Raya yang berkolaborasi dengan PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu) untuk membuka askes permodalan. Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengatakan, kedua pihak punya misi yang sama. Yakni, mendukung pertumbuhan gig workers.
“Dalam hal ini, pelaku usaha lewat dukungan modal usaha. Kerja sama ini akan semakin memperluas akses permodalan bagi para pelaku usaha dan UMKM dalam negeri,” paparnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : (han/bil/c7/dio)
Sumber: www.jawapos.com