Ini Pertimbangan Strategi PTBA Akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu Milik PLN

AED.OR.ID – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengakuisisi PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, sebagai upaya mendukung program pensiun dini atau early retirement PT PLN (Persero). Komitmen tersebut dituangkan dalam penandatanganan Principal Framework Agreement dalam rangkaian agenda Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali, Selasa (18/10).

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, mengatakan keikutsertaan PTBA dalam rencana early retirement PLTU Pelabuhan Ratu ini didasari oleh beberapa pertimbangan strategis. Ia menyebut, PLTU Pelabuhan Ratu merupakan tulang punggung pasokan listrik di wilayah bagian selatan Pulau Jawa.

Read More

“Berdasarkan lokasi geografis, tata kelola PLTU Pelabuhan Ratu relatif lebih mudah diintegrasikan dengan sistem rantai pasok PTBA. Kebutuhan batu bara PLTU Pelabuhan Ratu sebanyak 4,5 juta ton per tahun atau 67,5 juta ton selama 15 tahun. Hal tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk pemanfaatan cadangan batu bara PTBA,” kata Arsal Ismail dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (20/10).

Ia menjelaskan, dengan teknologi dan sistem pendukung terbaik, PLTU Pelabuhan Ratu mampu memberi jaminan keandalan optimal. Kinerja PLTU efisien, sehingga berpotensi meningkatkan nilai tambah dari nilai keekonomian batu bara sebagai bahan baku.

Selain itu, kata Arsal, PLTU Pelabuhan Ratu berpotensi peroleh tambahan pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp 6 triliun per tahun. Setelah penandatanganan Principal Framework Agreement ini, PTBA dan PLN akan melakukan proses due dilligence atau uji tuntas untuk progam early retirement PLTU tersebut.

“Pengambilalihan PLTU akan menggunakan pendanaan murah dengan skema Energy Transition Mechanism (ETM) yang disusun oleh Kementerian Keuangan. Skema ini merupakan pembiayaan campuran (blended finance) yang melibatkan para investor,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arsal mengungkapkan penjajakan PTBA di program pensiun dini PLTU ini sebagai komitmen untuk mendukung kebijakan Pemerintah yang mendorong transisi menuju energi bersih. Hal ini juga sejalan dengan visi PTBA yang sangat peduli dengan isu perubahan iklim dan siap berkontribusi agar target Net Zero Emission pada 2060 dapat tercapai.

“Kerja sama dengan PLN dalam melakukan early retirement PLTU sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Kami berharap agar target-target penurunan emisi karbon dapat tercapai dan ketahanan energi tetap terjaga,” ungkapnya.

Dengan adanya program pengakhiran lebih awal, masa operasional PLTU Pelabuhan Ratu akan terpangkas dari 24 tahun menjadi 15 tahun. Penurunan masa operasional tersebut akan dibarengi oleh potensi pemangkasan emisi karbondioksida (CO2) ekuivalen sebesar 51 juta ton atau setara Rp 220 miliar.

Arsal menerangkan, berbagai aspek dipertimbangkan dalam kerja sama ini, baik aspek lingkungan hingga keekonomian. Principal Framework Agreement ini merupakan komitmen bersama untuk mencapai kesepakatan terbaik yang memberi nilai maksimal bagi kedua belah pihak.

“Kerja sama ini menguntungkan semua pihak, baik PLN maupun PTBA,” pungkasnya.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri



Sumber: www.jawapos.com

Related posts