Dana pensiun yang memadai menjadi cita-cita setiap orang sehingga pada masa tua bisa menikmati hidup tenang dengan pendapatan yang cukup. Hal itu bisa diperoleh dengan mempersiapkan sejak dini meskipun kondisi ekonomi sedang tidak bagus.
—
SAAT ini Indonesia diuntungkan dengan adanya era bonus demografi. Masyarakat dengan usia produktif masih mendominasi total populasi. Meski demikian, keadaan itu tidak akan berlangsung selamanya. Data Kominfo mencatat, era tersebut akan berlangsung antara 2030 hingga 2040.
Lantas, sebagai individu, apa yang harus dipersiapkan ketika nanti sudah memasuki usia pensiun? Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan menjelaskan, masyarakat, khususnya generasi muda yang saat ini ada pada umur produktif, harus segera mempersiapkan dana pensiun (dapen) sejak dini.
’’The earlier the better, semakin dini semakin baik untuk berinvestasi mempersiapkan dana pensiun. Dengan begitu, bebannya tidak terlalu berat,’’ ujarnya pada media briefing, Kamis (15/12).
Di Indonesia, usia pensiun berkisar 57–65 tahun. Dengan asumsi itu, Katarina menyebutkan, alangkah baiknya jika 20 tahun sebelum masa tersebut tiba, individu memulai menginvestasikan pendapatannya untuk dapen.
Pada 2023, situasi makroekonomi masih terbilang menantang. Terutama dipicu pertumbuhan ekonomi yang melambat hingga kemungkinan resesi di negara-negara maju.
Kondisi itu tentu memengaruhi dinamika ekonomi Indonesia sebagai negara berkembang. Calon investor tentu diharapkan tidak salah langkah dalam mengalokasikan dananya pada portfolio investasi.
Lalu, instrumen investasi apa yang sebaiknya dipilih? Katarina menjelaskan, jenis fixed income atau pendapatan tetap akan lebih diminati pada awal 2023. ’’Karena kita memperkirakan Fed funds rate (FFR) akan mencapai puncak tertingginya di kuartal I 2023. Kondisi itu membuat para pelaku pasar memilih menaruh dananya di instrumen yang berisiko rendah,’’ paparnya.
Kemudian, instrumen equity juga bisa menjadi pilihan. Menurut Katarina, saat FFR sudah mencapai puncaknya, appetite investasi akan cenderung risk on. ’’Setelah itu tercapai, equity akan kembali diminati. Inflow akan masuk lagi setelah FFR dan BI rate mencapai puncaknya. Diperkirakan mulai kuartal II, III, dan seterusnya pada 2023,’’ bebernya.
Katarina juga mengimbau investor untuk tetap melakukan diversifikasi portofolio dalam berinvestasi. Terutama mengantisipasi dinamika ekonomi yang masih penuh ketidakpastian. ’’Untuk investor pemula, boleh dipilih reksa dana campuran yang di dalamnya sudah memuat unsur, baik itu fixed income maupun equity,’’ imbuhnya.
Head of Retirement Proposition, Strategy and Transformation, Asia Retirement, Manulife Investment Management (MIM) Elvin Tharm menuturkan hal senada. ’’Kapan waktu berinvestasi terbaik? Ya kemarin. Jadi segeralah. Lebih muda usia Anda untuk berinvestasi, maka lebih baik,’’ tuturnya.
Elvin menjelaskan, masyarakat bisa mulai mengatur alokasi aset berdasar jangka waktu ke masa pensiun. Paling mudah dengan menggunakan rumus 100 dikurang umur. Jika sekarang umur 30, maka 70 persen portofolio untuk aset berisiko tinggi seperti saham.
Masyarakat juga bisa mengakses aplikasi untuk tahu berapa perkiraan ideal dana pensiun yang diperlukan nanti. ’’Masyarakat harus meningkatkan alokasi aset mereka ke dalam produk investasi dan mempertimbangkan untuk membuat skema dana pensiun tambahan yang didedikasikan untuk menciptakan arus pendapatan yang berkelanjutan ketika mereka pensiun,’’ paparnya.
TIPS & TRIK MENGUMPULKAN PUNDI-PUNDI MENGHADAPI MASA TUA
– Mulai investasi 20 tahun sebelum usia pensiun tiba.
– Gunakan rumus 100 dikurangi umur.
– Jika sekarang umur 30, maka 70 persen portofolio aset berisiko tinggi.
– Disiplinlah dalam berinvestasi.
– Instrumen fixed income dan equity cukup menarik dipilih pada tahun depan, 2023.
– Tetap lakukan diversifikasi.
– Cek di aplikasi untuk tahu berapa kebutuhan dana pensiun.
Diolah dari berbagai sumber
Sumber: www.jawapos.com