AED.OR.ID – Lagi, startup digital dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Startup ini adalah Ajaib Group yang dilaporkan merumahkan sebanyak 67 karyawannya. Pihak manajemen dalam keterangannya menjelaskan, keputusan ini diambil sebagai kesiapan dalam menghadapi kondisi ekonomi yang diprediksi tidak menentu di tahun mendatang.
Sebelum Ajain Group, setahun terakhir memang banyak startup digital yang nggak kuat bertahan dan berujung melakukan PHK massal. Melihat hal ini, eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut, PHK di startup digital yang belakangan banyak disorot namun tidak selamanya negatif.
Dalam jangka panjang, langkah ini menurutnya juga bisa menyehatkan industri startup. Dirinya yang kini aktif sebsgai Ketua Umum Indonesia Fintech Society (IFSoc) ini menerangkan, langkah PHK diambil karena perusahaan digital harus melakukan remodelling model bisnis.
Apalagi investasi di startup digital belakangan juga mulai menurun. Banyak investor yang lebih tertarik menyimpan dananya di perbankan karena suku bunga sedang tinggi.
“Mereka (para investor) sekarang tuntutannya bukan pada traction kalau dia masuk, bukan kepada berapa yang mengunduhnya, tetapi road to profitability-nya bagaimana, cash flow-nya bagaimana, ini yang terjadi sehingga dilakukan remodelling,” kata Rudiantara dalam acara IndoTelko Forum bertajuk “Strategi Industri Digital Indonesia Hadapi Resesi Global” yang digelar secara daring, Rabu (30/11).
Seperti sudah disinggung di atas, Rudiantara menyebut, secara strategi jangka panjang, hal ini justru akan membuat industri startup lebih sehat. “Yang tadinya istilahnya ugal-ugalan, sekarang betul-betul harus dipelototin, mana profitability roadmap-nya, cashflow kapan, ebitda positifnya kapan, dan itu bagus untuk capital market,” lanjut pria asal Bogor, Jawa Barat ini.
Dibandingkan industri lainnya, Rudiantara mengatakan PHK di industri digital sebetulnya kecil. Hanya saja karena industri digital sedang banyak disorot, akhirnya terlihat seolah-olah industri inilah yang banyak melakukan pengurangan karyawan.
Kenapa? Dia menyebut hal ini karena industri digital “seksi”, banyak yang memberitakan mengenai PHK di dunia digital. PHK di industri non digital, misalnya di industri tekstil, garmen dan sepatu, itu jauh lebih besar, 80.000 di tahun ini.
“Kalau di industri digital, tidak sampai segitu, tidak sampai 10.000 secara total. Itu pun tidak semua jelek, karena ada PHK yang sebetulnya bukan PHK, tetapi istilahnya golden handshake, dapat paket 36 kali. Ini kan bagus, karena mungkin dengan yang diperolehnya dia bisa berusaha, menjadi entrepreneur dan sebagainya,” tandas Rudiantara.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Rian Alfianto
Sumber: www.jawapos.com