AED.OR.ID-Hingga 2025, ekonomi digital diproyeksikan mencapai USD 130 miliar, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19 persen dan hingga tahun 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran USD 220 sampai USD 360 miliar.
Laporan multi-tahunan ini merupakan data dari riset gabungan Google Trends, data Temasek, dan analisis dari Bain & Company. Selain itu juga, data ini memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara: Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.
Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia menjelaskan, di Indonesia, sektor E-Commerce terus mendorong ekonomi digital dan nilainya diperkirakan akan mencapai USD 59 miliar pada tahun 2022. Meskipun aktivitas belanja offline kini mulai kembali bergairah, sektor E-Commerce menyumbang 77 persen dari keseluruhan ekonomi digital.
’’Indonesia memiliki sektor E-Commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” ucap Randy melalui jumpa pers daring, Selasa (8/11).
Dirinya menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, bisnis kini lebih berfokus mencapai profitabilitas dengan memangkas biaya dan mengoptimalkan operasi. Sementara hingga tahun 2025, sektor E-Commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17 persen dan nilai GMV mencapai USD 95 miliar.
’’Setelah bertahun-tahun mengalami akselerasi, pertumbuhan penggunaan teknologi digital kini berangsur normal, dengan kalangan mampu dan kaum muda yang melek teknologi di perkotaan menjadi pengguna terbesar layanan digital,” tambah Randy.
Dirinya menambahkan, mayoritas pemain digital mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru ke menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada.
E-Commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan adalah tiga layanan digital teratas di Indonesia dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.
Transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai GMV USD 8 miliar pada tahun 2022 dan terus tumbuh dengan CAGR 22 persen menjadi GMV USD 15 miliar hingga tahun 2025.
Kemudian, pertumbuhan permintaan berangsur normal karena makin banyak orang yang kembali pergi ke restoran. Orang-orang yang bertahap kembali bekerja di kantor, naiknya aktivitas belanja di toko fisik, dan bangkitnya pariwisata mendorong sektor Transportasi untuk perlahan pulih dari titik terendah ketika karantina wilayah diberlakukan.
Perjalanan online juga dilaporkan telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen dari tahun ke tahun (YoY) mencapai USD 3 miliar pada tahun 2022. Proses pemulihan mungkin terjadi secara bertahap dan sektor ini diperkirakan tumbuh pada CAGR 45 persen dengan GMV mencapai US$10 miliar hingga tahun 2025.
Nggak ketinggalan, sektor media online juga diproyeksikan mencapai GMV USD 6 miliar pada tahun 2022, dengan pertumbuhan YoY agak datar sebesar 5 persen sejak puncak pandemi tahun lalu.
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Rian Alfianto
Sumber: www.jawapos.com