AED.OR.ID – Transformasi digital memengaruhi perencanaan jaringan fisik perbankan. Pelaku industri merasa kantor cabang yang konvensional tidak bisa lagi mengakomodasi nasabah dengan baik.
Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Meliza Rusli menyatakan, kehadiran kantor fisik masih belum tergantikan meski saat ini sebagian besar transaksi memang sudah dilakukan via aplikasi atau situs. Kehadiran fisik memberikan kepastian lebih terhadap nasabah.
“Di saat ada isu yang kompleks atau layanan dengan jumlah besar, mereka lebih senang jika ada petugas yang bisa ditemui langsung,” ujarnya di Surabaya akhir pekan lalu.
Namun, lanjut Meliza, sistem tradisional dalam kantor cabang sudah tak lagi ideal. Karena itu, harus ada penataan agar konsumen lebih nyaman saat mengunjungi kantor cabang.
Saat ini Bank Permata sudah mengubah sekitar 20 kantor cabang menjadi model branch. Angka tersebut masih 7,2 persen dari total cabang yang dimiliki sebanyak 275 lokasi.
Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur Dedy Patria menambahkan, perbankan memang harus bertransformasi untuk bisa mengikuti zaman. Dengan demikian, literasi masyarakat terus meningkat menyusul inklusi yang lebih dulu meroket selama pandemi.
“Literasi keuangan di Jatim sudah di atas 50. Lebih tinggi daripada literasi perbankan nasional 49 persen,” ungkapnya.
Tahun ini, lanjut dia, pertumbuhan kredit meningkat 7,14 persen. Namun, kinerja aset dan dana pihak ketiga (DPK) justru turun. Dia berharap perbankan bisa terus merancang strategi yang dapat kembali menarik nasabah untuk menyimpan uang mereka di dalam tabungan atau produk investasi yang lain.
Sumber: www.jawapos.com